Jumat, 03 Mei 2019

Ceramah 3: CARILAH HARTA YANG BERKAH


Betapa banyak orang yang kaya punya banyak harta tetapi tidak mersakan nikmatnya kekayaan yang dimilikinya. Uang yang dimilikinya seolah tidak berarti, nikmatnya tidak terasa lama. Contohnya orang kaya yang terkena penyakit dalam ataupun stroke yang mengakibatkan hidupnya tidak senyaman orang awam yang mungkin tidak punya mobil seperti dia. Atau mungkin orang kaya dan sukses karir, tetapi keluarganya hancur lebur tidak ada ketentraman saat ada di rumah, masing-masing mencari hiburan di luar. 

Sebenarnya semakin kaya seseorang semakin banyak keinginannya. Dan semakin banyak keinginannya semakin banyak tuntutan yang harus dipenuhi supaya dianggap kaya, misalnya harus punya mobil, rumah dua, tiga dan empat tingkat. Harus punya deposito 1 miliar, harus punya pakaian lux, harus punya ini itu dan lain sebagainya, supaya diakui keberadaannya oleh kelompok dan teman-temannya bahwa dia kaya, hebat dan berhasil berkarir. Akhirnya semua tuntutan ini terasa harus dipenuhi dan dipikirkan bagaimana memenuhinya. Ini akan membuat dia pusing dan banyak pikiran. Semua perhatian dan kemampuan dikerahkan untuk memenuhi keinginan tersebut. Akhirnya hilang ketenangan dan ketentraman dalam jiwanya dan ini akan membawa penyakit karena pikiran dan badannya diporsir untuk bekerja yang kadang melewati batasnya.

Benar kata orang tua dulu bahwa kekayaan hanya dapat dicapai dengan kecukupan. Sekalipun mempunyai gaji 10 juta sebulan tetapi jika tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dimiliki maka anda akan merasa kurang dengan apa yang dimiliki, belum lagi ditambah masalah tentang keharusan untuk merawat apa saja yang telah dimiliki akan membuat dia benar-benar repot memikirkan urusan dunia. 

Memang kita manusia diperintahkan untuk bekerja mengelola dunia ini untuk kesejahteraan kita sendiri, keluarga dan masyarakat tetapi tetap memperhatikan batasan yang ditetapkan oleh Alla swt, seperti berusaha yang halal dan tidak berbuat semena-mena terhadap lingkungan. Alasan kita mengelola alam semesta ini jangan karena mengikuti nafsu karena nafsu akan membuat kita tidak pernah merasa cukup, melupakan rambu-rambu yang ditetapkan Allah swt yang pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri karena sudah ditetapkan oleh Allah bahwa siapa pun yang melanggar aturan Allah akan mendapat azab atau hukuman.

Sesungguhnya harta apapun yang kita miliki dari hasil jerih payah kita ini di dunia sifatnya sementara. Tetapi tidak mengapa kita pegang dunia ini dengan tangan kita tetapi jangan kita pegang dunia ini dengan hati kita, supaya saat dunia ini lepas dari genggaman kita, maka hanya tangan kita yang sakit bukan hati kita.

Karena betapa banyak orang yang stress karena kehilangan pekerjaannya di kantor karena tingginya rasa memiliki pekerjaan tersebut, karena pekerjaan tersebut dipegang dengan hati. Memang siapapun yang kehilangan pekerjaan atau harta ataupun yang lain pasti sakit hatinya. Hanya keikhlasan dan kesadaran bahwa apa yang kita miliki tersebut adalah titipan Allah semata yang benar-benar mampu menyembuhkan perasaan sakit tersebut, bukan disembuhkan dengan mabuk-mabukan dan bersenang-senang yang hanya membuang waktu dan sering kali membawa masalah lain. 

Oleh sebab itu dalam berusaha hidup di dunia ini carilah keberkahan dari apa yang kita miliki. Apalah gunanya banyak harta, banyak anak, pangkat dan kekuasaan yang besar tetapi tidak berkah, yang pada akhirnya membuat hati dan hidup kita susah, susah tenang dan susah bahagia. Dan ketidak berkahan ini akan membuat kita mencari pelampiasan lain yang seringkali bukan pemecahan masalahnya. Misalnya dengan berlibur, hura-hura, dan bahkan kadang kala hal-hal negative, seperti mengkonsumsi minuman keras dan narkoba.

Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah, kita dapat mencapai kebahagiaan. Orang yang ingat Allah hatinya akan tenang karena dia percaya bahwa selama dia bersama Allah segala urusannya akan dimudahkan dan ditambah rizkinya. Sedangkan saat dia mendapat musibah, maka dia percaya dan yakin bahwa Allah akan menolongnya dan menegur kesalahannya supaya dia menjadi lebih baik dan memiliki derajat yang lebih tinggi. Karena Allah tidak akan mengangkat derajat makhlukNya lebih tinggi tanpa melalui ujian.

Oleh sebab itu wajarlah jika seorang mukmin disebut orang yang selalu optimis, karena hatinya penuh keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu menolongnya untuk mengatasi segala persoalan dan di saat pertolongan itu tidak ada maka dia percaya bahwa Allah memiliki scenario bagi dia yang lebih baik demi kebaikannya sendiri. Karena dia yakin bahwa Allah mengetahui yang terbaik bagi makhlukNya. Dan dia selalu ingat dan berdoa kepada Allah di saat susah dan senang, dan jika doanya terkabul itu artinya keinginan dia sama dengan keinginan Allah, sebaliknya jika tidak terkabul berarti keinginannya berbeda dengan keinginan Allah karena sesungguhnya Allah memiliki keinginan yang terbaik dan paling bijaksana. 

Sesungguhnya yang dicari makhluk adalah kebahagiaan yang sebenarnya merupakan ridho dan kebaikan dariNya baik untuk kehidupan di dunia maupun akhirat. Jadi jika kita mencari rizki di dunia ini maka carilah rizki yang berkah dan halal, baik dari cara memperolehnya maupun cara menggunakannya. Mengapa kita hanya diperbolehkan mencari rizki yang halal? Karena apapun yang kita miliki akan diminta pertanggungjawabannya.

Kamis, 02 Mei 2019

Ceramah 2: MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG LEMAH


Sesungguhnya kita manusia adalah makhluk yang lemah. Tanpa bantuan orang lain kita tidak bisa apa-apa. Sejak bayi kita membutuhkan orang lain, terutama orang tua, saat kita sudah tuapun, kita membutuhkan orang lain, seperti istri dan anak untuk membantu kita. Saat remajapun, kita tetap membutuhkan orang lain, butuh pasangan hidup, butuh yang mau menggaji atau memberikan kita uang dan butuh yang mau menjual atau memberi yang kita butuhkan. Jadi untuk apa kita sombong dan membanggakan diri bahwa kita cerdas, kaya dan berkuasa karena paa yang kita miliki tersebut sebenarnya tidak abadi dan fana. Cerdas berilmu, bahkan memiliki gelar profesor karena kepintarannya, missal di bidang pertanian, tetapi saat dihadapkan masalah computer seperti kerusakan aplikasi, dia menjadi orang yang bodoh, tidak tahu bagaimana memperbaikinya. Pintar dan ahli di bidang politik, saat pesawat yang ditumpanginya mengalami gangguan di udara, dia cuman bisa pasrah dan tidak bisa mengandalkan apapun yang dimilikinya. Bigitu pula saat memiliki jabatan dan kekuasaan, saat anda terkena penyakit hingga jatuh lumpuh anda tidak bisa berbuat apa-apa jika jabatan tersebut lepas karena tidak mampu melaksanakan tugas jabatan. Demikian juga harta kekayaan, tidak ada harta kekayaan di dunia ini yang abadi, suatu saat pasti akan ditinggalkan bahkan kelak akan diminta pertanggungjawabannya.

Sesungguhnya Allah hanya menitipkan harta, tahta dan wanita sementara pada kita bahkan segala sesuatu yang kita miliki selain itu. Termasuk kegagahan, kecantikan, kekuatan, kesehatan dan segala pesona yang kita miliki. Dan semua ini akan diminta pertanggungjawabannya. Perkiraan  bahwa segala harta yang kita miliki adalah abadi dan selalu bertambah karena kepintaran yang kita miliki. Maka perkiraan ini adalah tipuan dunia yang akan menjebak hati kita agar sibuk mengejar dunia dan melupakan akhirat. Memang banyak yang berpikir bahwa urusan akhirat adalah urusan orang-orang yang sudah tua renta yang tidak bisa mengurus dunianya lagi. Sedangkan dunia adalah urusan orang-orang yang masih muda dan kuat. Sesungguhnya banyak orang yang masih muda, sehat dan kuat tetapi karena kehendak Allah mereka meninggal dengan berbagai sebab yang  telah ditentukan oleh-Nya. Ada yang meninggal karena kecelakaan, ada yang karena serangan jantung dan lain sebagainya, tidak ada yang dapat menduganya. 

Oleh sebab itu tidak ada yang perlu kita sombongkan apapun yang ada pada diri kita karena segala sesuatu yang ada pada diri kita adalah titipan. Dan ingat kesombongan itu hanyalah miliki Allah semata. Tidak ada yang pantas menyombongkan diri di alam semesta ini kecuali Allah. Dialah Allah yang maha agung lagi maha menyombongkan diri. Bahkan kita diancam tidak akan masuk surga jika ada setitik kesombongan dalam qalbu. Oleh sebab itu bersihkanlah hati dari kesombongan dan isilah dengan keyakinan atau kepercayaan bahwa Allahlah semata yang memiliki keagungan dan keperkasaan di alam semesta ini. Jika ada kelebihan dari diri kita maka itu semata-mata adalah sebagian kecil keagungan Allah yang dititipkan pada diri kita yang perlu disyukuri, dipelihara bukan dibangga-banggakan seolah-olah itu miliki kita semata karena sesuangguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.

Ceramah 1: PENDAHULUAN


Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon kepadaMu untuk dihindarkan dari memberikan petunjuk palsu dan bantulah hamba memberikan kebaikan kepada orang lain karena hanya Engkaulah yang mampu memberikan petunjuk dan kebaikan pada semua mahklukMu.

Sesungguhnya kita ada dan hidup di dunia ini bukan untuk mencari harta, tahta (jabatan) dan wanita (kawin dan beranak pianak) tetapi beribadah kepada Allah. Bukan sekedar beribadah tetapi mencari ridho dan kasih sayangNYa. Dengan ridho dan kasih sayang-Nyalah kita akan mendapatkan keselamatan dan kebaikan dunia akhirat.

Ingat ridho Allah bukan ridho manusia yang kita cari di dunia ini. Hasil dari ridho Allah abadi dan hasil dari ridho manusia sementara. Kenapa saya katakan demikian?

Karena manusia itu sementara, sementara hidupnya, sementara pandangannya dan sementara kekuasaan dan kekayaannya. Bahkan mungkin hari ini dia berkata sesuatu adalah baik, boleh jadi besok dia berkata itu adalah jelek. Hari ini dia menjabat dan berkuasa, besok boleh jadi tidak punya jabatan dan kekuasaan sama sekali. Oleh sebab itu jangan menyandarkan nasib dan harapan mutlak pada manusia atau orang lain, yang kekauasan bahkan kehidupannya tidak abadi sama sekali.

Bukan berarti kita tidak boleh percaya orang lain sama sekali, bukan berarti kita tidak boleh berharap pada orang lain. Tentu saja kita boleh percaya dan menaruh harapan pada orang lain, tetapi jangan taruh kepercayaan dan harapan pada orang lain melebihi kepercayaan dan harapan kita kepada Allah. Jangan gadaikan kepercayaan dan harapan kita kepada Allah sekalipun untuk mendapatkan ridho orang lain supaya kita mendapatkan jabatan dan kekuasaan yang memukau dari pejabat, pimpinan, bos ataupun lainnya. Kita hidup di dunia ini hanya sementara dan sampai kapan batas hidup kita di dunia ini hanya Allah yang mengetahuinya. Tidak ada jaminan anda dapat hidup sampai tua dan tidak ada jaminan anda dapat hidup sampai besok. Kita hidup di dunia ini hanya untuk mengumpul bekal untuk akhirat. Terserah kita bekal yang baik ataupun bekal yang buruk. Jika bekal baik maka akan memperoleh kebaikan pada akhirnya dan jika bekal buruk maka akan memperoleh keburukan pada akhirnya. Akhirat itu abadi, dunia itu sementara. Oleh sebab itu berjuang di dunia untuk mengumpulkan bekal kebaikan demi kebahagiaan hakiki di akhirat yang abadi adalah pilihan bijak.

OK, mungkin ini sedikit pendahuluan dari saya dengan harapan anda mendapatkan sedikit gambaran isi buku ini. Semoga dapat menjadi suar sinar di dalam jiwa kita yang dapat membawa kebaikan dan petunjuk untuk meningkatkan kualitas iman kita. Amin