Betapa banyak orang yang kaya punya banyak harta tetapi tidak mersakan
nikmatnya kekayaan yang dimilikinya. Uang yang dimilikinya seolah tidak
berarti, nikmatnya tidak terasa lama. Contohnya orang kaya yang terkena
penyakit dalam ataupun stroke yang mengakibatkan hidupnya tidak senyaman orang
awam yang mungkin tidak punya mobil seperti dia. Atau mungkin orang kaya dan
sukses karir, tetapi keluarganya hancur lebur tidak ada ketentraman saat ada di
rumah, masing-masing mencari hiburan di luar.
Sebenarnya semakin kaya seseorang semakin banyak keinginannya. Dan
semakin banyak keinginannya semakin banyak tuntutan yang harus dipenuhi supaya
dianggap kaya, misalnya harus punya mobil, rumah dua, tiga dan empat tingkat.
Harus punya deposito 1 miliar, harus punya pakaian lux, harus punya ini itu dan
lain sebagainya, supaya diakui keberadaannya oleh kelompok dan teman-temannya
bahwa dia kaya, hebat dan berhasil berkarir. Akhirnya semua tuntutan ini terasa
harus dipenuhi dan dipikirkan bagaimana memenuhinya. Ini akan membuat dia
pusing dan banyak pikiran. Semua perhatian dan kemampuan dikerahkan untuk
memenuhi keinginan tersebut. Akhirnya hilang ketenangan dan ketentraman dalam
jiwanya dan ini akan membawa penyakit karena pikiran dan badannya diporsir
untuk bekerja yang kadang melewati batasnya.
Benar kata orang tua dulu bahwa kekayaan hanya dapat dicapai dengan
kecukupan. Sekalipun mempunyai gaji 10 juta sebulan tetapi jika tidak pernah
merasa cukup dengan apa yang dimiliki maka anda akan merasa kurang dengan apa
yang dimiliki, belum lagi ditambah masalah tentang keharusan untuk merawat apa
saja yang telah dimiliki akan membuat dia benar-benar repot memikirkan urusan
dunia.
Memang kita manusia diperintahkan untuk bekerja mengelola dunia ini untuk
kesejahteraan kita sendiri, keluarga dan masyarakat tetapi tetap memperhatikan
batasan yang ditetapkan oleh Alla swt, seperti berusaha yang halal dan tidak
berbuat semena-mena terhadap lingkungan. Alasan kita mengelola alam semesta ini
jangan karena mengikuti nafsu karena nafsu akan membuat kita tidak pernah
merasa cukup, melupakan rambu-rambu yang ditetapkan Allah swt yang pada
akhirnya akan merugikan diri kita sendiri karena sudah ditetapkan oleh Allah
bahwa siapa pun yang melanggar aturan Allah akan mendapat azab atau hukuman.
Sesungguhnya harta apapun yang kita miliki dari hasil jerih payah kita
ini di dunia sifatnya sementara. Tetapi tidak mengapa kita pegang dunia ini
dengan tangan kita tetapi jangan kita pegang dunia ini dengan hati kita, supaya
saat dunia ini lepas dari genggaman kita, maka hanya tangan kita yang sakit
bukan hati kita.
Karena betapa banyak orang yang stress karena kehilangan pekerjaannya di
kantor karena tingginya rasa memiliki pekerjaan tersebut, karena pekerjaan
tersebut dipegang dengan hati. Memang siapapun yang kehilangan pekerjaan atau
harta ataupun yang lain pasti sakit hatinya. Hanya keikhlasan dan kesadaran
bahwa apa yang kita miliki tersebut adalah titipan Allah semata yang
benar-benar mampu menyembuhkan perasaan sakit tersebut, bukan disembuhkan
dengan mabuk-mabukan dan bersenang-senang yang hanya membuang waktu dan sering
kali membawa masalah lain.
Oleh sebab itu dalam berusaha hidup di dunia ini carilah keberkahan dari
apa yang kita miliki. Apalah gunanya banyak harta, banyak anak, pangkat dan
kekuasaan yang besar tetapi tidak berkah, yang pada akhirnya membuat hati dan
hidup kita susah, susah tenang dan susah bahagia. Dan ketidak berkahan ini akan
membuat kita mencari pelampiasan lain yang seringkali bukan pemecahan
masalahnya. Misalnya dengan berlibur, hura-hura, dan bahkan kadang kala hal-hal
negative, seperti mengkonsumsi minuman keras dan narkoba.
Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah, kita dapat mencapai
kebahagiaan. Orang yang ingat Allah hatinya akan tenang karena dia percaya
bahwa selama dia bersama Allah segala urusannya akan dimudahkan dan ditambah
rizkinya. Sedangkan saat dia mendapat musibah, maka dia percaya dan yakin bahwa
Allah akan menolongnya dan menegur kesalahannya supaya dia menjadi lebih baik
dan memiliki derajat yang lebih tinggi. Karena Allah tidak akan mengangkat
derajat makhlukNya lebih tinggi tanpa melalui ujian.
Oleh sebab itu wajarlah jika seorang mukmin disebut orang yang selalu optimis,
karena hatinya penuh keyakinan bahwa hanya Allah yang mampu menolongnya untuk
mengatasi segala persoalan dan di saat pertolongan itu tidak ada maka dia
percaya bahwa Allah memiliki scenario bagi dia yang lebih baik demi kebaikannya
sendiri. Karena dia yakin bahwa Allah mengetahui yang terbaik bagi makhlukNya.
Dan dia selalu ingat dan berdoa kepada Allah di saat susah dan senang, dan jika
doanya terkabul itu artinya keinginan dia sama dengan keinginan Allah,
sebaliknya jika tidak terkabul berarti keinginannya berbeda dengan keinginan
Allah karena sesungguhnya Allah memiliki keinginan yang terbaik dan paling
bijaksana.
Sesungguhnya yang dicari makhluk adalah kebahagiaan yang sebenarnya
merupakan ridho dan kebaikan dariNya baik untuk kehidupan di dunia maupun
akhirat. Jadi jika kita mencari rizki di dunia ini maka carilah rizki yang berkah
dan halal, baik dari cara memperolehnya maupun cara menggunakannya. Mengapa
kita hanya diperbolehkan mencari rizki yang halal? Karena apapun yang kita
miliki akan diminta pertanggungjawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar